Kabupaten Tangerang, Temabanten.com – Nasib naas menimpa Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kecamatan Panongan, saat pihaknya beserta Satpol PP dan Trantib Kecamatan sedang menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK), dirinya ditabrak sepeda motor dengan sangat kencang oleh orang tak dikenal.
Informasi yang dihimpun wartawan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (10/1) kemarin sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, Panwaslu Panongan mendampingi Satpol PP dan Trantib yang tengah melaksanakan penertiban APK. Tepatnya di Jalan Raya Korelet-Jambe, di Kampung Ranca Dulang, Desa Rancaiyuh, Kecamatan Panongan.
Saat itu ketua Panwaslu Panongan Putra Jaya menyebrang jalan dengan membawa APK salah satu caleg. Meski sudah melambaykan tangan ke pengendara, tiba-tiba dari arah belakang dengan kecepatan tinggi sepeda motor Supra X 125 menabrak korban.
Korban yang terguling di bahu jalan, sempat tak sadarkan diri sebelum digotong oleh sejumlah warga yang sedang nongkrong di showroom mobil tak jauh dari tempat kejadian. Setelah itu, korban dibawa ke klinik terdekat.
Sekretaris Panwaslu Panongan H Mujahidin membenarkan kejadian tersbeut. Menurut H Mujahidin, setelah diintrogasi, pelaku tidak membawa tanda pengenal apaun, karena yang bersangkutan juga masih menjalani wajib lapor di Polres dengan akibat menabrak orang hingga meninggal.
“Secara pribadi pak Putra sudah memaafkan pelaku, karena ini musibah yang tidak disengaja. Tapi tetap yang bersangkutan kita minta membuat surat pernyataan akan bertanggung jawan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” terang H. Moja, panggilan akrab H Mujahidin kepada wartawan, Kamis (11/1/2024).
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi kepada penyelenggara pemilu. Meskipun ini musibah, kita tetap akan mencari tahu kebernaranya. Mudah-mudahan hanya musibah biasa. Namun yang menjadi penasaran bagi penyelenggara pemilu, pelaku tidak membawa identitas diri layaknya para pengendara pada umumnya.
Sementara Ketua Panwaslu Panongan Putra Jaya berharap, peristiwa ini hanya musibah atau kecelakaan biasa. Bukan ancaman atau tindakan lain untuk mengancam nyawa para penyelenggara pemilu di tingkat bawah jelang pemilu 2024.
“Saya sudah memaafkan pelaku, mudah-mudahan ini murni musibah akibat kelalaian pengendara, bukan karena ada motif lain jelang pemilu 2024. Saat ini saya fokus pada pemulihan, sebab kaki dan punggung masih bengkak-bengkak,” terangnya.
Ia berharap segera pulih dan bisa menjalankan segala tugas dan kewajibannya sebagai pengawas pemilu pada Pemilu 2024. (Yan)